image

Pembesaran Prostat : Masalah Prostat di Usia Senja

Angka kejadian pembesaran prostat, baik jinak maupun ganas semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari perubahan pola hidup, semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan, dan mudahnya akses ke pelayanan kesehatan, khususnya bidang urologi. Istilah pembesaran prostat masih sedikit asing di masyarakat kita, dibandingkan penyakit lain seperti jantung koroner, stroke, atau kencing manis. Namun ternyata pembesaran prostat ini banyak dialami oleh pria, terutama pria di atas 50 tahun. Menurut data dari Asosiasi Urologi Eropa, sebanyak 40% pria di atas 50 tahun mengalami pembesaran prostat, angka ini meningkat menjadi 90% untuk pria di atas 90 tahun. Dengan kata lain 4 dari 10 pria di atas 50 tahun menderita pembesaran prostat. Hal ini tentu merupakan hal yang mengkhawatirkan, karena biasanya usia 50 tahun adalah saat dimana seorang pria seharusnya menikmati masa-masa indah memasuki masa pensiun.

Prostat adalah kelenjar seksual aksesoris yang dimiliki setiap pria. Seiring dengan bertambahnya usia kelenjar prostat bisa membesar. Penting diketahui bahwa pembesaran prostat tersebut bisa jinak atau ganas (kanker prostat). Keduanya merupakan dua penyakit yang berbeda, dengan penanganan yang jauh berbeda. Kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai pembesaran prostat yang jinak. Bagaimana pembesaran prostat jinak bisa terjadi? Penyebab pasti pembesaran prostat belum jelas. Berbagai teori telah berusaha menjelaskan penyebab pembesaran prostat ini, salah satu yang banyak dianut adalah teori androgen/testosterone dan teori sel embrional. Teori androgen menduga faktor hormonal sebagai penyebab pembesaran prostat.

prostat

Pembesaran prostat dapat menimbulkan gejala yang sangat mengganggu kualitas hidup seseorang. Prostat yang membesar menyebabkan pancaran air kencing dari kandung kencing terhambat, sehingga gejala yang dirasakan oleh pasien biasanya adalah sulit buang air kecil (BAK). Gangguan buang air kecil ini meliputi : sering BAK, sering terbangun untuk BAK pada saat tidur (2 kali atau lebih), harus mengedan saat BAK, sulit memulai untuk BAK (seringkali pasien harus menunggu lama untuk air kencing bisa keluar), pancaran kencing yang lemah, BAK menetes, dan BAK yang tidak lampias. Dapat dibayangkan bagaimana mengganggunya gejala-gejala tersebut.

Selain masalah BAK, jika dibiarkan pembesaran prostat juga dapat mengganggu organ lain, seperti: kandung kemih, ginjal, dan kejantanan. Pembesaran prostat jinak dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti: tidak bisa BAK sama sekali, batu kandung kemih, kencing berdarah, gangguan/kerusakan ginjal, dan infeksi saluran kemih. Kerusakan ginjal yang terjadi dapat bersifat menetap atau tidak bisa dikembalikan. Pembesaran prostat juga dapat disertai dengan hernia (turun bero) dan wasir, yang diakibatkan oleh seringnya mengedan saat BAK. Selain itu, dapat juga disertai impotensi. Jika anda mengalami gejala-gejala tersebut diatas, segera periksakan diri ke dokter spesialis Urologi untuk pengobatan lebih lanjut.

CDR450023

Saat pasien datang dengan keluhan di atas, dokter spesialis urologi akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mendiagnosis dan mengobatinya, setelah terlebih dahulu menentukan apakah ada tanda-tanda keganasan prostat. Perlu diketahui juga bahwa tidak semua pembesaran prostat menimbulkan gejala, sebaliknya belum tentu gejala sulit BAK disebabkan oleh prostat yang membesar. Oleh sebab itu, pemeriksaan oleh dokter sangat penting untuk menentukan penyebab dan terapi terbaik. Pengobatan pembesaran prostat jinak disesuaikan dengan derajat keparahan, ada/tidaknya komplikasi yang menyertai, kelainan penyerta yang ada, sarana/alat yang tersedia, dan keinginan pasien. Pembedahan tidak selalu menjadi pilihan terapi. Pembesaran prostat jinak tanpa disertai komplikasi bisa diobati hanya dengan minum obat-obatan dan modifikasi gaya hidup saja. Jika ada keluhan lain seperti impotensi, dokter spesialis Urologi juga akan mengobati keluhan tersebut. Secara umum, tindakan pembedahan hanya dilakukan jika ada indikasi, yaitu jika sudah timbul komplikasi, gagal dengan obat-obatan, atau keinginan pasien sendiri.

Seiring dengan kemajuan bidang kedokteran, tehnik pembedahan untuk prostat pun semakin maju. Dahulu dokter bedah harus melakukan sayatan pada kulit untuk mengambil prostat yang membesar. Operasi semacam ini menyebabkan trauma psikologis tersendiri bagi pasien, dikarenakan nyeri yang timbul, lama perawatan yang lama, adanya bekas sayatan, atau komplikasi pembedahan yang mungkin terjadi. Saat ini, sebagian besar pembedahan prostat dilakukan dengan tehnik endoskopik, yaitu : Transurethral Resection of the Prostate (TURP). Dengan tehnik ini dokter spesialis Urologi tidak menyayat kulit, setelah pasien dibius alat endoskopi dimasukkan melalui saluran kencing pasien dan prostat pun dikeluarkan. Keuntungan tehnik ini meliputi: tidak adanya bekas sayatan, masa rawat yang lebih singkat, tingkat komplikasi yang lebih rendah, dan nyeri yang lebih berkurang. Lama pembedahan kurang lebih 1 jam, dan biasanya pada hari ketiga atau keempat pasien sudah boleh pulang.

Akhir kata, masalah pembesaran prostat adalah masalah yang banyak dijumpai pada pria di atas 50 tahun dan mengganggu kualitas hidup jika tidak diobati. Pengobatan tidak selalu dilakukan dengan pembedahan. Sekalipun pembedahan harus dilakukan, tehnik tanpa sayatan seperti TURP dapat dilakukan dengan relatif aman, nyaman, dan efektif.